“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa,
sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian
menjadi orang yang bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah: 183)
Marhaban… Marhaban… Marhaban Ya Ramadhan…! Kalimat inilah yang akan
terucap pada lisan sebagian muslimin serta mukminin di seluruh dunia,
karena seiring berjalannya waktu, detik demi detik, hari demi hari,
bulan demi bulan hingga tak terasa bulan yang ditunggu-tunggu, bulan
yang penuh magfirah (ampunan) bulan yang sangat dirindukan oleh seluruh
umat muslim di seluruh dunia yaitu “Bulan Suci Ramadhan” yang tak lama
lagi akan tiba.
Oleh karena itu al-khatib mencoba menguraikan tentang bulan suci
Ramadhan. sebenarnya hal-hal seperti ini sudah sangat ma’ruf di kalangan
kita, namun apa salahnya jikalau kembali diasah melalui dalil-dalil
naqli, agar menjelang masuknya bulan suci Ramadhan hati, mental,
planning semuanya serba siap memasuki bulan yang penuh Rahmah,
Maghfirah, Berkah (Kasih Sayang, Ampunan) dan lain sebagainya…
Marhaban Ya Ramadhan.
Sucikan hati, siapkan diri, serta ikhlaskan hati dalam menyambut bulan
suci ini. Saya kembali mengingatkan bahwa dalam berpuasa itu dari segi
bahasa berarti Al-Imsak ataupun dengan arti menahan, kata yang
tergarisbawahi tersebut sangat bermakna dan bermulti arti. Di mana Puasa
seseorang individu harus menahan dari makan dan minum, menahan marah,
menahan diri untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh sang Khaliq
selama di bulan suci Ramadhan bahkan di luar Ramadhan. Jikalau ada
individual yang di luar bulan suci Ramadhan hari-harinya penuh dengan
maksiat maka memasuki bulan suci berhijrah ke jalan Allah menuju jalan
kebahagiaan dunia dan akhirat, dengan demikian kita akan menemukan
ketenangan jiwa, raga, ketenteraman, karena tujuan hidup sudah terarah.
Saudara-saudaraku, walaupun kita belum berpuasa namun tulisan ini akan
lebih dulu menjumpai orang-orang yang akan berpuasa agar menjadi
ma’rifah bagi seluruh umat mukmin. Ketahuilah bahwa dalam berpuasa,
hendaknya mensucikan hati dari segala aib, sucikan jiwa dari segala
noda, dan bersihkan tubuh dari segala kotoran. Berlepas dirilah kepada
Allah dari musuh-musuh-Nya, tuluskan hati dalam mencintai-Nya,
berpuasalah dari segala larangan-Nya dalam kesunyian dan
terang-terangan, takutlah kepada Allah dengan yang sebenarnya dalam
kesunyian dan terang-terangan, serahkan diri kepada Allah pada hari-hari
puasa, kosongkan hati untuk-Nya, dan bagilah dirimu untuk-Nya dalam
menjalankan perintah-Nya dan berdoalah pada-Nya. Jika telah menjalankan
semua itu, maka kita adalah orang yang berpuasa karena-Nya alias Ikhlas
karena Allah SWT tak ada niat yang lain. Perlu saudara-saudaraku ketahui
bahwa bulan suci Ramadhan merupakan bulan, Allah SWT melipat gandakan
amal (Pahala) kebaikan se seorang.
Berbahagialah bagi kaum muslimin yang akan memasuki/menyambut bulan suci
Ramadhan yang dikhususkan untuk umat habibullah Muhammad SAW. Sebab di
bulan ini seorang individual mukmin mendapatkan waktu yang tepat khusyu’
beribadah
Kepada-NYA dibarengi dengan puasa yang ikhlas seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW:
Dari Abu Hurairah berkata:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barangsiapa yang puasa karena iman dan berharap pahala dan ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.
Pada bulan yang paling indah ini yang sangat besar ganjarannya di
sisi Allah dan berlimpah; karena itulah hendaknya setiap muslim
bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu yang agung ini dan menerimanya
dengan taubat yang nusuh (sebenarnya) dan niat yang benar untuk
ketaatan, dan keinginan yang kuat, himmah aliyah (semangat yang
bergelora) untuk melanjutkan ketaatan hingga akhir Ramadhan; sehingga
menjadi orang yang ditulis oleh Allah terbebas dari api neraka, dan
perbanyaklah di dalamnya amalan-amalan kebaikan.
My Brothers fil Islam… Bulan suci Ramadhan di mana orang-orang muslim
menjalankan ibadah puasa yang mengandung beberapa makna, nilai sekaligus
melatih individual muslim dalam beberapa hal di antaranya poin yang
paling penting adalah:
Kesabaran: Puasa terdapat di dalamnya nilai kesabaran dan penuh jiwa
pejuang adalah yang mampu mengemban rasa haus, lapar dan hawa nafsu,
menerima dengan riang gembira akan rasa letih, sederhana dan kerasnya
hidup, selama hal tersebut berada di jalan Allah.
Sehubungan dengan turunnya Rahmat Allah SWT di bulan suci Ramadhan
hendaknya orang mukmin senantiasa memperbaiki silaturahim, sebarkan
kasih sayang hindari sifat dengki dan penyakit-penyakit hati lain
lainnya, dengan demikian rahmat
Allah akan datang dengan mudah.
“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara, karena itu
perbaikilah hubungan dua saudara di antara kalian dan bertaqwalah kepada
Allah agar kalian diberikan rahmat”. (QS. Al-Hujurat: 10)
Hikmah Menahan Lapar: Dalam menjalankan ibadah puasa tentunya rasa lapar
haus dahaga sehingga dapat menimbulkan pemikiran bahwa dunia yang
sangat lebar ini tentunya ada saudara-saudara kita yang merasakan hal
ini di luar bulan suci Ramadhan sehingga seorang mukmin hatinya akan
terketuk untuk bersikap dermawan.
Bulan Suci Ramadhan… rasanya rindu akan terobati dengan kehadiran bulan
suci Ramadhan yang hanya hadir sekali dalam setahun oleh karena itu
kembali al-khatib mengingatkan ”Manfaatkanlah momen Bulan Suci Ramadhan
Untuk Beribadah dengan Khusyu” sebab Ramadhan yang akan datang
berikutnya belum tentu jasad ini akan menikmatinya. Semua ketukan jari
ini merupakan ketukan jari seorang manusia biasa bukan manusia maksum
dengan ini saya katakan Wallahu a’lam Bishowab. Syukran…